Jumat, 12 Oktober 2012

PENTINGNYA TAUHID



Muqoddimah
Bismillah wal hamdulillah . Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi'il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syekh 'Utsaimin berkata: "Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penyangkalan.Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya "( Syarh Tsalatsatil Ushul , 39).
Secara istilah syar'i , makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya ( Syarhu Tsalatsatil Ushul , 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.


Tauhid tujuan hidup
Allah ta'ala berfirman, "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyaat: 56). Imam Ibnu Katsir rahimahullahberkata, "Yaitu tujuan mereka Kuciptakan adalah untuk Aku perintah agar beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka." ( Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzhim , Tafsir surat Adz-Dzariyaat). Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Aku, sebagaimana ditafsirkan oleh para ulama salaf .

Dakwah Para Rasul
Allah Ta'ala berfirman, "Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thoghut." (QS. An-Nahl: 36). Thoghut adalah sesembahan selain Allah.
Syekh As-Sa'di rahimahulloh berkata, "Allah Ta'ala memberitakan bahwa hujjah-Nya telah tegak kepada semua umat, dan tidak ada satu umatpun yang dahulu maupun yang belakangan, kecuali Allah telah mengutus dalam umat tersebut seorang Rasul. Dan seluruh Rasul itu sepakat dalam menyerukan dakwah dan agama yang satu yaitu beribadah kepada Allah saja yang tidak bisa ada satupun sekutu bagi-Nya. " ( Taisir Karimirrahman , Tafsir surat An-Nahl).

Tauhid, Pertama dan Terakhir
Rasulullah memerintahkan para juru dakwahnya agar menyampaikan tauhid terlebih dulu sebelum yang lainnya. Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Mu'adz bin Jabal radhiyallahu ta'ala 'anhu , "Jadikanlah hal yang pertama kali kamu dakwahkan adalah agar mereka mentauhidkan Allah." (HR. Bukhori dan Muslim). Nabi juga bersabda, "Barang siapa yang kata terakhirnya Laa ilaaha illallah niscaya masuk surga." (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al-Albani dalam Irwa'ul Gholil ).

Tauhid kewajiban pokok
Allah ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Allah mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki." (QS. An-Nisaa ': 116)
Sehingga syirik menjadi larangan yang terbesar. Sebagaimana syirik adalah larangan terbesar maka lawannya yaitu tauhid menjadi kewajiban yang terbesar pula. Allah berfirman,"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah pada kedua orang tua." (QS. An-Nisaa ': 36).

Tauhid penyelamat dunia-akhirat
Allah ta'ala berfirman, "Hari dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang saliim (selamat)." (QS. Asy Syu'araa ': 88-89).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Yaitu hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan." (Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzhim , Tafsir surat Asy Syu'araa '). Maka orang yang ingin hatinya bening di dunia dan selamat di akhirat, hendaklah ia memahami tauhid dengan benar.

Tauhid adalah Hak Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hak Allah yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun ..." (HR. Bukhori dan Muslim). Itulah tauhid. Karena ibadah adalah hak Allah semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik . Maka orang yang ingin menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah semestinya menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.

Tauhid kunci Kemenangan
Para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshor radhiyallahu ta'ala 'anhum adalah bukti sejarah atas hal ini. Keteguhan para sahabat dalam mewujudkan tauhid sebagai ruh kehidupan mereka adalah contoh sebuah generasi yang telah mendapatkan jaminan surga dari Allah serta telah meraih kemenangan dalam berbagai medan pertempuran, sehingga banyak negeri takluk dan ingin hidup di bawah naungan Islam. Inilah generasi teladan yang dianugerahi kemenangan oleh Allah di dunia dan di akhirat.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Orang-orang yang terdahulu (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah ridho kepada mereka dan merekapun telah ridho kepada Allah. Allah telah menyiapkan untuk mereka surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. " (QS. At-Taubah: 100). Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar